Skip to main content

Yuk Ngerujak!

Libur di akhir pekan ini terasa begitu spesial, karena saya merasa bernostalgia ke beberapa tahun yang lalu. Sebuah memori sederhana yang selalu membuat saya bahagia dan kangen dengan momen seperti ini. Aktivitas apakah itu? Bukan rekreasi ke tempat wisata, bukan pula pergi ke tempat bermain, bukan pula momen ulang tahun. Saya hanya bernostalgia dengan kegiatan sederhana, yaitu ngerujak bersama keluarga.

Momennya begitu tambah spesial, karena saya yang sedang hamil muda bisa dibilang sedang "ngidam" pengen rujak, wkwkwk...ditambah lagi makin spesial karena Bapak adalah orang yang membeli semua bahan hingga membuat racikan dan mengulek bumbu. Lalu saya bagian apa? saya hanya bertugas untuk mengupas buah, mencuci, memotong dan tentunya menikmatinya 😁

Hikmah yang ingin saya tuliskan sebenarnya bukanlah semata-mata tentang aktivitas ngerujak. Namun tentang sebuah kebersamaan yang begitu "mahal" harganya di tengah keluarga. Selain itu, hal ini memberikan banyak pembelajaran tentang bagaimana ayah saya mengajarkan tentang arti kreativitas dan pergeseran sudut pandang. Misalnya saja, sebagian besar masyarakat masih memandang aneh bahkan ada yang memandang tabu laki-laki "turun" ke dapur. Namun, dari seorang bapak saya belajar bahwa beliau turun ke dapur bukan semata mengerjakan tugas "keperumpuanan", namun untuk memberikan sebuah teladan di tengah keluarga. Itu adalah tentang sebuah pergeseran sudut pandang.

Bapak sering bercerita  bahwa dahulu saat masih dinas, seringkali bapak menjadi koki saat kegiatan kemah, pramuka dan sejenisnya. Begitupun saat di rumah, meskipun mamah selalu menyiapkan masakan spesial setiap harinya. Namun, sesekali bapak atas inisiatifnya turun ke dapur untuk memasak. Bukankah begitu spesial saat ketujuh putrinya begitu merindukan masakan khas bapak? Nasi goreng dan telur ceplok khas bapak yang tidak akan ditemukan dimanapun, bahkan di hotel bintang, hehee..

Dari tangan beliau saya memahami bahwa kreativitas itu muncul bahkan di tengah keterbatasan alat dan bahan. Namun, kini emak-emak terlalu terpatok dengan buku resep ataupun tutorial di internet. Alhasil baru sekali nyoba resep pakai takaran yang akurat, rasanya sudah merasa gagal, saat hidangan tak sesuai ekspektasi. Apalagi saat melihat tampilan tak sesuai foto cantik di instagram. Alhasil, besok-besok kapok masak lagi di dapur. Nah, hal itu tidak berlaku bagi bapak. Bisa dibilang tak pernah ada resep baku sebuah masakan. Semuanya kembali kepada selera. Maka wajar jika di Indonesia kita bisa menemukan puluhan resep soto dari seantero nusantara. Dengan resep dasar yang mungkin mirip, tapi ternyata memiliki cita rasa yang agak berbeda. Semua itu kembali kepada kreasi dan selera.

Nah, siang ini resep rujak yang dibuat bapak terasa spesial karena memakai kencur dan tanpa bumbu kacang. Rujak uleg yang langsung dibuat oleh bapak berhasil membuat anak, cucu dan menantunya berkumpul di dapur. Duduk lesehan sambil menikmati rujak buatan Bapak. Alhamdulillah betapa nikmat tak terkira. Dengan buah-buahan yang ala kadarnya, dengan bumbu spesial hasil kreasi bapak, seorang kakek paruh baya. Namun, soal rasa? Sekali lagi tak kalah dengan koki hebat bintang lima. Setidaknya itu yang terasa di lidah kami sebagai keluarga.

"Kebersamaan keluarga itu tak sekedar berkumpul dan makan bersama. Bukan pula tentang makan di restoran hotel bintang lima. Kebersamaan adalah tentang berkumpulnya cinta dalam sebuah keluarga. Di saat canda tawa menjadi amat berharga. Bahkan ketika sekedar menikmati rujak bersama-sama"

#day9
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany