Skip to main content

Yuk Bermain Layangan!



Kalau kita bernostalgia tentang masa kecil, kira-kira permainan apa yang paling menyenangkan? yang paling bikin kita ketagihan dan bahkan bisa bikin kita lupa waktu? Wah pasti variatif banget ya jawabannya. Nah, pertanyaan retoris itu tiba-tiba mengingatkan saya akan masa kecil saya dulu. Seperti yang sering saya tuliskan pada beberapa cuplikan kisah masa kecil saya, ternyata masa kecil saya adalah masa kecil yang bahagia yang penuh dengan kenangan indah. Bisa dibilang masa kecil adalah masa di mana saya belajar untuk mengenal diri saya sendiri, tentang potensi, tentang cita-cita, percaya diri, termasuk tentang pertemanan dan keluarga.

Aktivitas membersamai Sabrina bermain setiap harinya, tanpa sadar membuat saya kembali menelusuri jejak masa lalu saya dulu. Tanpa sadar Allah memberikan pembelajaran bagi saya untuk memahami tentang dunia anak. Ya, dunia anak yang sangat identik dengan imajinasi dan eksplorasi. Tangan mungil Sabrina saat "ngoprek" sesuatu, langkah kaki yang berlari kesana kemari, serta celoteh yang terdengar tanpa henti, membuat saya senyum-senyum sendiri. Ya, seolah berkaca tentang diri sendiri, saat masih menjadi seorang anak.

Dunia anak bukanlah dunia yang penuh "rekayasa" dan "pencitraan", tetapi dunia yang penuh dengan kejujuran dan kepolosan tanpa dipoles. Ya, memang fitrah anak memang demikian. Hanya, seringkali kita sebagai orangtua terlalu terobsesi untuk "mengintervensi" dunia mereka agar seperti dunia kita, para orang dewasa. Padahal kita pun pernah mengalami fase yang sama saat menikmati hari-hari menjadi seorang anak.

Salah satu dunia anak yang tidak bosan saya tuliskan adalah tentang rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginan untuk mencoba tanpa henti. Seperti Sabrina yang sedang berada di fase keingintahuan yang tinggi akan banyak hal, meniru dan kini sudah bisa memodifikasi setiap kata dan tingkah laku yang dia dengar dan lihat dari lingkungan sekitarnya, termasuk kami sebagai orangtua.

Sabrina selalu "kepo" dengan urusan bongkar pasang, gunting tempel, dan sejenisnya. Tak jarang Sabrina selalu terlibat dengan aktivitas yang sedang dilakukan ayahnya. Misalnya saja di saat ayah Sabrina memberi inisiatif untuk mengubah sebuah sudut pandang bahwa layang-layang itu tidak harus beli. Kita bisa bereksperimen untuk membuatnya bersama. Nah, hal ini yang kurang banget ada pada bundanya. Karena pasti bundanya lebih memilih sesuatu yang simpel, antiribet, dan sejenisnya. Alhasil paling males bikin mainan DIY #janganditiru

Dengan telaten, Sabrina dan saudara sepupunya menjadi asisten cilik bagi suami saat beliau sedang menunjukkan cara membuat layang-layang dari koran bekas. Anak-anak begitu berbinar, saling berebut untuk membantu. Tentu tak lupa mulut mungil mereka saling berceloteh, bertanya ini dan itu. "Om, emang bisa ya bikin layang-layang dari koran bekas?", "Om emang layang-layangnya bisa terbang tinggi?" begitulah beberepa pertanyaan anak-anak saat melihat ayah Sabrina membuat layang-layang ini. Tak lama mereka pun bersorak "Yeay, layang-layangnya sudah selesai. Ayo kita terbangin layangannya!" Ujar anak-anak dengan wajah penuh bahagia. Tak lama mereka saling berebut ingin menerbangkan layang-layang. Nah, layang-layang tak bertahan lama. Begitupun saat terbang tentu tak bisa terbang tinggi. Tapi bagi anak-anak hal kecil tadi membuat mereka bisa belajar banyak hal. Dan yang paling penting mereka begitu menikmati dan mendapatkan pembelajaran hidup tentang keberanian untuk mau mencoba dan berkreasi 😊

#day10
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany