Skip to main content

Kereta Api Imajinasiku


Baru tiga hari terakhir saya mencoba kembali membersamai dan mencatat lebih dekat tentang aha momen Sabrina dalam keseharian kami. Namun, ternyata begitu banyak hikmah yang membuat saya bersyukur, khususnya tentang fitrah anak yang terkadang luput dari perhatian kita. Beruntung sekali sejak mengikuti kelas Bunsay dan mengerjakan tantangan. Secara tidak langsung itu memotivasi saya pribadi untuk konsisten menuliskan keseharian kami. Memang terlihat "sepele", tapi saat dibaca kembali kemudian direnungkan. Betapa hal "sepele" itu bisa menjadi puzzle bagaimana kita memahami potensi anak. Alhamdulillah semakin semangat juga karena baru mendapat materi kulwap tentang menyusun portofolio anak. Moga ilmunya gak sekedar "lewat" saja, tapi bisa diaplikasikan dalam keseharian, hehee..

Siang ini saya kembali tergelitik menyaksikan "hal sepele" yang sedang dilakukan Sabrina. Ya, gadis kecil ini tidak sedang membuat sebuah prakarya yang "hebat". Ia hanya sedang "anteng" sendiri mengekspresikan imajinasinya dalam sebuah permainan. Tak lupa mulut mungilnya tak berhenti berceloteh mengeluarkan dialog beberapa orang bak di dunia nyata. Tentu dengan nada suara yang berbeda dan artikulasi seorang anak balita 😅. "Ade, ade ayo sini duduk!", "Kakak duduk sebelah sini ya!", "Ibu..ibu...tunggu aku, aku mau ikut!" begitu kira-kira beberapa celotehnya. Saya coba amati lebih dekat, ternyata Sabrina tidak sedang bermain dengan boneka-bonekanya. Yang ada, ia sedang menyusun buku-buku bacaanya berderet bak orang-orang yang sedang duduk di sebuah kendaraan. Tak lama, ia pun menarik sarung bantal yang sama dengan kemarin untuk dijadikan alas bermain tempat meletakkan buku-bukunya. "Tut..tut..siapa hendak turun..". Tak lama ia pun menarik sarung bantal tersebut bak menjalankan kereta api.

"Nak, sedang apa sih?", saya coba bertanya. "Ini ibu, ade dan kaka lagi naik kereta" serunya. "Oh, mau jalan-jalan ya?, asyik dong" saya mencoba bertanya kembali. "Iya" celotehnya singkat, sambil tetap menikmati apa yang sedang dimainkannya. Tak lama beberapa dialog kembali keluar dari mulutnya. Emaknya segera mengambil hp untuk mengabadikan aha momen siang ini. Ya, betapa "hal sepele" ini selalu memberikan banyak pembelajaran tentang perkembangan anak. Betapa saya semakin memahami bahwa fitrah anak-anak kita adalah kreatif. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar menemukan hal yang baru, mengasosiasikan sesuatu, dll bahkan tanpa intruksi teknis yang kita berikan.

Saya jadi tertawa kecil, merasa malu dengan diri sendiri. Yang seringkali masih sulit berpikir "out of the box" untuk menggeser sebuah sudut pandang. Alhasil, seringkali memiliki pemikiran yang kaku, melaksanakan sesuatu yang prosedural, dan berujung "miskin" ide dan kreativitas. Dari imajinasi Sabrina tentang penumpang kereta, buku dan sarung bantal yang ia mainkan, saya jadi banyak belajar. Betapa orang dewasa seringkali sulit keluar dari zona nyaman untuk menemukan sebuah solusi dalam setiap tantangan kehidupan. Alhasil seringkali kreativitasnya mentok hanya karena alasan "imposible" untuk diterapkan. Padahal, bagaimana mungkin awalnya terpikirkan deretan buku bisa menjadi penumpang kereta api?. Kalau bukan karena kreativitas, tentu kita akan berkata itu terlalu "aneh". Namun, ketika kita menghargai sebuah karya dan kreativitas seseorang. Maka kita akan menemukan bahwa hakikatnya semua orang memiliki fitrah untuk menjadi manusia yang kreatif.

#day3
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany