Skip to main content

Mengenal Matematika dari Buku Cerita

Hari ini Sabrina kembali belajar tentang bentuk geometris. Namun, kali ini saya menggunakan media buku cerita untuk membantu Sabrina memahami konsep matematika. Jadi, ini pun terjadi secara spontan karena tiba-tiba saya melihat Sabrina sedang anteng membuka buku tentang mengenal bentuk sambil berceloteh "Ini lingkaran, ini bintang". Aha!! seperti biasanya momen seperti ini selalu saya jadikan momen untuk belajar lebih lanjut tentang sesuatu hal. Jadi, waktunya saya ikut "turun tangan", memberi penjelasan jika dibutuhkan 😂



Buku tetap menjadi sarana yang efektif bagi saya pribadi untuk mengajarkan banyak hal kepada Sabrina, karena memang sejauh ini gaya belajar Sabrina audio visual. Jadi dengan melihat objek secara langsung diiringi cerita itu sangat menarik bagi Sabrina, sehingga membuat Sabrina mudah memahami sesuatu. Lewat cerita seringkali pembelajaran memberi kesan yang selalu diingatnya.

Nah, karena Sabrina masih balita, tentu menjelaskan tentang bentuk geometris tanpa melihat bentuk konkrit barangnya bisa membuat bingung juga. Maka, saya coba berikan mainan untuk mencocokkan bentuk geometris tersebut dan ternyata Sabrina memang sudah bisa mencocokkan, tapi masih sering lupa nama bentuk "persegi".



Hal yang menarik adalah saat Sabrina dengan inisiatifnya sendiri mencoba mencocokkan bentuk-bentuk tadi dengan gambar yang ada di dua buku cerita yang sedang dibacanya. "Yeay!!", begitulah teriakan khas Sabrina ketika berhasil melakukan sesuatu. Berulang kali bentuk-bentuk tersebut dipasangkan sampai akhirnya bosan sendiri😂

"Ternyata melalui buku cerita kita bisa mengenalkan kepada anak tentang konsep matematika"

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Day12

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana....

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...