Skip to main content

Fokus pada Kemajuan

Setelah pekan sebelumnya kami melakukan "False Celebration", maka di pekan ini mentorship yang kami lakukan berfokus pada kemajuan. Kami diminta untuk menuliskan kesuksesan yang kami lakukan setiap hari, termasuk menuliskan apa yang menjadi kunci kesuksesan kami, serta kesuksesan apa yang kami inginkan esok hari. Berikut ini adalah kemajuan saya pada mentorship "Self Healing" yang sedang saya lakukan


Setelah rutin menuliskan ini selama lima hari, ternyata ada dampak positif yang saya rasakan, yaitu belajar untuk bersyukur melihat sisi positif, apresiasi, dan afirmasi bagi proses belajar yang kita lewati. Karena, seringkali kita berhenti di tengah jalan, enggan berjuang, hanya karena seolah kita tidak melakukan "kemajuan" dan masih jauh dari kesuksesan. Padahal, jika kita mau melihat lebih dalam, kesuksesan-kesuksesan kecil yang konsisten kita lakukan, insyaAllah menjadi kunci kesuksesan kita sampai pada tujuan.

Secara general selama lima hari terakhir, kemajuan saya dalam program mentorship kuncinya terletak pada konsistensi, mau terus berlatih, serta fokus untuk hadir secara utuh baik hati maupun pikiran ketika melakukan suatu aktivitas. Pada akhirnya, saya bisa menikmati hidup dengan berbagai keadaan yang mungkin terkadang tidak sesuai ekspektasi. Akhirnya saya bisa "berdamai" dengan diri sendiri dan memberi respon yang lebih memberdayakan.

Selain menuliskan kemajuan, pekan ini kami juga membuat "diary" untuk menggambarkan bagaimana perasaan kami setiap harinya. Alhamdulillah hal ini memang sudah menjadi rutinitas termasuk fokus belajar saya, salah satunya untuk mengidentifikasi emosi dan rutin menuliskan "mood tracker".

Jumat
Hari ini perasaan saya berawan dengan sinar matahari yang tidak menyengat. Setelah semalam begadang, menemani anak yang demam dan rewel pasca vaksin, alhamdulillah kondisi yang tidak "nyaman" bisa direspon dengan baik. Secercah cahaya itu tidak lain adalah ketika menerima semua rasa yang hadir, untuk kemudian direspon dengan sesuatu yang memberdayakan. Apa saja? Tetap terkoneksi dengan Allah dari segi ruhiyah. Jika mulai terpicu emosi segera melakukan teknik sadar nafas kemudian memfokuskan hati dan pikiran untuk hadir utuh dengan anak tanpa distraksi lain. 

Sabtu
Suasana hati saya sedang kalem dan rindu melihat pemandangan alam terbuka. Hari ini alhamdulillah masih bisa menyempatkan menghirup udara segar bersama anak-anak dan suami, makan dan ngobrol bersama menjadi family time yang menyenangkan. Saya baru menyadari perkala "sepele" terkait self care, ternyata bisa menjadi mood booster saya untuk beraktivitas. Saya merasakan ada energizer tersendiri ketika saya bisa mandi dengan tenang, merasakan guyuran air, wangi sabun. Dan itu menjadi energi untuk mengurai kepenatan. 

Minggu
Hari ini saya merasa penuh energi seperti berada di taman bunga. Namun ada rasa yang berbeda yang biasanya seringkali ketika penuh energi itu selalu menggebu-gebu. Namun, saya mencoba menikmati me time dan family time dengan tidak berfokus pada hasil, tapi rasa yang hadir saat saya menjalani semua aktivitas. Sama seperti ketika banyak bunga yang cantik di taman, saya ingin memandangnya satu persatu. Dan hari ini saya coba kerjakan aktivitas satu persatu, menghindari distraksi oleh aktivitas lain. Alhamdulillah semuanya bisa dilakukan. Sarapan bersama, upgrade ilmu, hingga beres-beres lemari buku bisa dikerjakan.

Senin
Hari ini saya merasakan sensasi tubuh yang lelah dan gampang mengantuk. Alhamdulillah, sekarang saya lebih sadar untuk tidak "memaksakan" banyak beraktivitas. Dan ketika hak tubuh sudah terpenuhi, satu persatu aktivitas lainnya alhamdulillah bisa diselesaikan.

Selasa
Hari ini tiba-tiba lompatan pikiran saya berkali-kali melakukan "self talk" untuk saya mengevaluasi beberapa rutinitas keseharian yang mulai "off track", kemudian muncul ide-ide baru supaya saya bisa on track kembali, menjaga fokus, komitmen, dan konsistensi. Semangat!!


Hal menarik lain yang ada di jurnal pekan ini yaitu kami harus mendapatkan testimoni dari orang di sekitar kami tentang perubahan yang terjadi pada kami setelah mengikuti mentorship. Saya pribadi meminta testimoni dari suami. Dan tak lupa kami pun mendapat penilaian dari mentor yang dianalogikan dengan benda/hewan/tumbuhan, dsb terkait dengan karakter kami. Bagitupun kami melakukan penilaian yang sama terhadap mentor. Alhamdulillah saya pribadi senang sekali mendapat apresiasi positif dari suami dan juga mentor. Semangat lanjutkan perjalanan 😍💪


#jurnalke6
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional


Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany