Skip to main content

Yuk Temukan Sumber Kebahagian dan Kekuatanmu!!

Setelah sekian lama berhibernasi akhirnya bisa posting tulisan lagi di blog ini. Postingan perdana di tahun ini diawali bersamaan dengan kelas perdana Bunda Cekatan di Institut Ibu Profesional.  Hal yang menarik dari kelas Bunda Cekatan ini yaitu metode belajar yang berbeda dengan kelas-kelas sebelumnya, baik kelas matrikulasi maupun kelas bunda sayang. Artinya tidak ada platform khusus dalam hal mengerjakan tugas. Ibu Septi menyampaikan filosofi "merdeka belajar, belajar merdeka". Akhirnya kita memang tertantang untuk menemukan cara dan pola belajar yang tepat bagi kita pribadi.

Kelas perdana di kuliah Bunda Cekatan dinamakan "Kelas Telur-Telur". Pertemuan pertama di kelas ini, langsung disampaikan oleh Ibu Septi melalui live di facebook. Beliau menyampaikan dengan istilah "mendongeng" ketika mengawali kelas ini. Kelas ini diibaratkan sebagai proses awal bagaimana kita mengenali diri kita sendiri, yaitu tentang apa yang kita mau dan apa potensi yang kita miliki.

Tugas pertama di "Kelas Telur-Telur" yaitu  membuat list aktivitas apa saja yang kita lakukan sebagai seorang perempuan, istri, dan ibu. Semua aktivitas itu kemudian dibagi menjadi empat kuadran.  Kemudian kita akan melacak kekuatan kita dari list aktivitas yang sudah dibuat, yaitu kita akan mengisi telur-telur berwarna hijau, sebagai aktivitas yang kita suka dan kita bisa.

[Kuadran Aktivitas]
Dari kuadran aktivitas yang sudah dibuat, akhirnya saya menemukan lima hal yang membuat saya bahagia. Parameter kebahagiaan itu adalah enjoy-easy-excellent-earn. Aktivitas bercerita dan mendengarkan cerita, membaca, menulis, belajar, dan bermain dengan anak adalah aktivitas yang saya bisa dan suka. Lima hal ini selanjutnya akan menjadi pijakan untuk proses belajar selanjutnya di Bunda Cekatan.

[Aktivitas yang Saya Bisa dan Suka]

Bercerita dan Mendengarkan Cerita

Aktivitas bercerita dan mendengarkan cerita menjadi satu paket aktivitas yang saya bisa lakukan dan memang saya sukai. Aktivitas ini memang sudah menjadi aktivitas yang selalu membuat saya berbinar, sejak saya kecil hingga kini berumah tangga.

Sebenarnya bercerita di sini tidak dibatasi pada aktivitas bercerita dengan menggunakan media seperti boneka atau buku saat mendongeng kepada anak. Namun, dalam konteks yang lebih luas, mengobrol  dan sharing dengan siapapun, baik suami, teman, tetangga, selalu menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi saya.

Saya bisa dengan anteng berjam-jam penuh semangat saat bercerita dengan orang. Begitupun saat saya mendengarkan cerita orang. Rasanya kalau sudah mendengarkan cerita atau berbagi cerita seringkali lupa waktu😂. Meskipun sudah menjadi seorang ibu, saya masih sangat bersemangat mendengarkan kisah masa kecil suami, kisah orangtua, begitupun pengalaman dari teman.

Bercerita dan mendengarkan cerita menjadi aktivitas yang membuat saya nyaman dan tidak merasa bosan. Mulai dari kisah A to Z pasti bisa memberikan saya ruang untuk mengekspresikan diri. Melalui bercerita dan mendengarkan cerita saya bisa mengenal orang lebih dalam. Melalui bercerita saya bisa banyak belajar dari pengalaman orang, dan melalui bercerita saya juga bisa berbagi (sharing) pengalaman dengan orang.

Membaca
Aktivitas ini sebenarnya merupakan aktivitas yang sejak lama saya sukai. Meskipun kini, tantangan untuk rutin membaca buku secara konsisten agak sulit, tapi semangat dan proses yang saya lewati saat membaca buku selalu menyenangkan. Artinya ketika saya bertemu dengan "buku", maka rasa penasaran saya akan muncul. Meskipun tentu ada preferensi bacaan tertentu yang saya suka, termasuk yang tidak saya suka. Misalnya saya lebih suka membaca buku-buku agama, motivasi, parenting dan buku non fiksi dan tidak terlalu suka membaca novel, komik, dan sejenisnya. Filosofi membaca buku membuka jendela dunia itu benar-benar saya rasakan. Selalu ada "Aha momen" ketika saya membuka setiap lembaran buku. Ya, saya akan mendapat informasi baru tentang apapun itu. Dan dari situ akhirnya saya belajar banyak hal.

Menulis
Sebenarnya bisa dibilang aktivitas membaca dan menulis menjadi aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Salah satunya bahwa kualitas tulisan kita, cara kita menulis, ide, dsb memang dipengaruhi oleh apa yang kita baca. Menulis bagi saya bisa menjadi self healing untuk membuang toksik di tubuh saya, misalnya luapan emosi negatif yang tidak tersalurkan.

Biasanya saya seringkali menulis setelah merefleksikan kejadian-kejadian yang saya alami dalam kehidpan sehari-hari. Saya juga senang untuk menuliskan jurnal pembelajaran, tumbuh kembang anak, dan membuat quotes penyemangat untuk diri sendiri yang terinspirasi dari aktivitas harian yang saya lewati.

Menulis itu seperti mengalirkan rasa yang ada di jiwa, entah itu senang atau sedih. Dan yang membuat saya bahagia adalah ketika saya membaca kembali tulisan-tulisan yang saya buat sebelumnya, tanpa sadar membuat saya teringat akan setiap memori yang saya lewati untuk sampai di titik saat ini. Semua itu selalu meyakinkan saya untuk bertumbuh dan menikmati setiap fase kehidupan yang saya lewati.

Belajar
Saya merasa bersemangat dan menikmati proses belajar, baik itu hadir di majelis ilmu bertemu langsung dengan guru maupun melalui media online. Meskipun sekarang saya memilih menjadi ibu rumah tangga, aktivitas belajar lebih banyak saya lakukan dengan mengikuti kuliah online, seminar ataupun belajar melalui media seperti menonton video kajian lewat youtube. Biasanya saya akan menemukan semangat, inspirasi dan energi positif melalui kegiatan ini.

Bermain dengan anak
Salah satu aktivitas harian yang membuat saya bisa tertawa lepas, yaitu saat bermain dengan anak. Energi bahagia saya terpancar ketika melihat gelak tawa anak-anak saat bermain. Terkadang saya hanya "menikmati" dengan mengamati tingkah polah anak-anak saat bermain, atau terkadang saya ikut masuk ke dalam dunia anak-anak untuk bermain bersama.

Saya belum bisa bermain dengan penuh kreativitas dan perencanaan. Saya lebih banyak bermain spontan dengan anak. Intinya yang saya cari adalah sebuah perasaan penuh semangat dan kegembiraan. Meskipun, tanpa sadar bahwa saat menemani anak-anak bermain, sebenarnya kita sedang menemani anak-anak belajar.

Dari materi yang saya dapatkan, Ibu Septi menjelaskan bahwa aktivitas yang membuat kita bahagia maka waktu untuk kita melakukan hal tersebut kita panjangkan. Adapun aktivitas yang tidak membuat kita bahagia tetapi harus tetap kita kerjakan maka durasi untuk mengerjakannya kita pendekkan. Kita juga harus memiliki cut off time, sehingga kita bisa tetap fokus menjalankan aktivitas yang membuat kita bahagia, namun tanpa melalaikan aktivitas lain yang memang harus kita tunaikan juga.


"Menemukan kebahagiaan itu bisa dimulai ketika kita mengenali diri sendiri, yaitu tahu apa yang kita bisa dan suka. Maka, mulailah untuk menemukan sumber kebahagiaan kita, sehingga kita bisa membahagiakan orang-orang di sekitar"

#JanganLupaBahagia
#KelasTelurTelur
#JurnalMinggu1
#BundaCekatan1
#InstitutIbuProfesional

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany